DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

Kanker leher rahim merupakan tumbuhnya sel-sel abnormal pada jaringan serviks atau leher/mulut rahim. Serviks merupakan bagian ujung depan rahim yang menjulur ke vagina. Hingga saat ini kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak di Indonesia setelah kanker payudara. Penelitian menunjukkan, 99,7% kanker serviks terkait dengan infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Setelah terinfeksi HPV, infeksi bisa berkembang menjadi kanker serviks biasanya setelah 10–20 tahun. Meskipun begitu, tak semua infeksi HPV akan berubah menjadi kanker serviks. Kanker serviks banyak terjadi pada rentang usia 35 – 55 tahun. Rendah angka kejadian pada usia di bawah 20 tahun. Sedang pada usia di atas 65 tahun angka kejadiannya sekitar 20%. Sayangnya, di Indonesia penderita kanker serviks masih tinggi angkanya yang berobat setelah berada dalam stadium lanjut. Kesadaran untuk melakukan deteksi dini kanker serviks memang masih rendah. Keganasan kanker leher rahim ini dapat menyebabkan kematian, tapi sebetulnya dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan metode pap smear atau dengan IVA alias inspeksi visual dengan asam asetat.

Sebagai bentuk pencegahan seseorang menderita kanker leher rahim, pada 29 Mei 2023 Puskesmas Manguharjo mengadakan deteksi dini kanker leher rahim baik dengan metode IVA maupun papsmear. Kegiatan pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan gula darah juga dilakukan sebagai upaya deteksi dini penyakit tidak menular seperti hipertensi dan juga diabetes mellitus. Selain itu juga dilakukam SADANIS atau Pemeriksaan Payudara secara Klinis sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Puskesmas Manguharjo, tapi juga di Pustu Nambangan Kidul dan Pustu Nambangan Lor. Serangkaian kegiatan ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari sejumlah WUS di wilayah kerja Puskesmas Manguharjo. Harapannya, kedepannya semakin banyak WUS yang sadar dan berminat untuk melakukan deteksi dini.